selamat datang

Selasa, 04 Maret 2014

BELAJAR DESAIN T-SHIRT


 Untuk Info lebih lanjut silahkan hubungi Alfian 085604412039

Fakta Menarik Seputar Musik Jamaika



Berikut listnya,
1. Musik Reggae memiliki lebih dari 17 sub genre musik, walaupun semuanya hampir terdengar sama?

2. Rasta dan Reggae sebenarnya tidak berkaitan sama sekali. Rasta atau Rastafari adalah bentuk kepercayaan. Sementara banyak para Rastafara di Jamaika mendengarkan Reggae, tidak semua musisi Reggae adalah seorang Rastafara. Walaupun mayoritas dari mereka adalah Rastafara. Karena itu Reggae identik dengan warna merah, kuning, dan hijau?

3. Para Skinhead adalah pencipta awal musik Reggae sebelum para Rastafara? Musik tersebut sering di kenal dengan Skinhead Reggae (early reggae). Symarip adalah salah contoh Skinhead Reggae.

4. Karena kepercayaan Rastafari-nya, Bob Marley tidak ingin mengamputasi jarinya dan Bob Marley meninggal karena hal itu. Jika dia ingin menyembuhkannya, mungkin dia akan hidup lebih lama.

5. Skinhead, Rude boys, dan Herbert adalah mereka yang menikmati musik ska

6. Banyak orang menyebut semua bentuk musik Jamaika adalah Reggae secara keseluruhan? Coba putarkan sebuah lagu Jamaika, seperta Ska dan Rocksteady, kemungkinan besar mereka akan menyebutnya Reggae.

7. Banyak orang (bukan pecinta Reggae) hanya mendengarkan Reggae modern yang di anggap lebih trendi, ketimbang Reggae awal seperti Bob Marley, Dennis Brown, dan Jimmy Cliff?

8. Dennis Brown telah mengeluarkan 75 album, 67 album kompilasi, 7 live album, dan 7 video & dvd?

9. Para Skinhead Tradisional atau Trojan Skinhead berkenalan dengan musik Ska dari para Rude Boys imigran dari Jamaika?

10. Musik Reggae identik dengan pantai?

11. Album Tipe-X, Ska-Phobia adalah penggebrak musik ska di Indonesia, sebelum akhirnya meredup pada tahun 2000'an.

12. Skadut adalah genre musik yang menggabung musik Ska dan Dangdut. Skadut masih menggunakan vokal melayu dan orkestranya, dengan tambahan terompet dan ritme skank.

13. Reggae masuk ke Indonesia melalui para turis asing di Bali?

14. Mbah Surip berkenalan dengan Reggae di San Fransisco, Amerika Serikat.

15. The Clash, band Punk Rock asal Inggris sangat terinfluence dengan musik Reggae?

16. Banyak musisi Ska kurang menyukai musik Heavy Metal, seperti di lagu Less Than Jake - All My Best Friends Are Metalheads, Skangkots - Heavy Metal Ruined My Day dan Spiky In Venus - Kids as Metalhead.

17. Musik Ska identik dengan motor skuter?

18. 2 Tone adalah salah satu sub genre Ska yang terkenal di Inggris pada tahun 70'an? Ritme yang semakin cepat, lebih danceable, dan lirik yang semakin menggila.

19. Rancid adalah salah satu penggebrak musik Ska Punk di Amerika Serikat setelah single "Time Bomb"nya menjadi hits.

20. Banyak orang tidak dapat membedakan antara Ska dan Rocksteady.

21. Gelombang keempat musik Ska, atau di sebut Ska Revival lebih terinfluenced musik Ska Punk.

Minggu, 02 Maret 2014

Info Kaos Terbaru Inferno Merch

Kaos terbaru Inferno Merch



 
                            

Untuk Info lebih lanjut silahkan hubungi Alfian 085604412039

Sabtu, 01 Maret 2014

SEJARAH HARDCORE

HARDCORE
 Hardcore atau Hardcore Punk itu asal muasalnya dari punk, jadi kalo ngomongin masalah sejarah hardcore ya gak bisa lepas dari sejarah punk. tapi satu fakta yang jelas = hardcore lahir dari America. bukan australia, atau indonesia band pelopornya banyak, dan para dedengkot seperti :

- S.O.A,
- Black Flag,
- The Germs,
- Teen Idles,
- Minor Threat, dll.


Hardcore mulai populer/dikenal awal taun 80an. seperti band di atas dan banyak band-band sejenis lainnya sudah eksis dari taun 70an. dari segi musik, hardcore itu bisa dibilang musik punk yang lebih cepat dan keras, seperti halnya punk adalah musik rock yang lebih kasar dan cepat.
mengenai istilah hardcore sendiri, band asal vancouver dengan nama D.O.A punya andil besar karna ada tulisan HARDCORE di album mereka, "hardcore '81" dan tentu saja medialah yang berperan besar. contoh:

- jaman itu (80an), media menggambarkan musik black flag dan bad brains adalah Hardcore, dan kita tau bahwa Hardcore itu berkonotasi porno (media melihat banyak gambar seksual di album black flag).
awal sampai pertengahan 80an adalah masa kejayaan oldschool hardcore dimana banyak band-band bermunculan dari setiap sudut kota. di kala itu, hardcore adalah sesuatu yang fresh dan baru, ditambah lagi masa itu adalah masa kejayaan reagan dengan sistem reaganomicnya yang terkenal. reagan adalah musuh bagi kaum liberal, minoritas, kaum menengah kebawah dan hardcore. dampaknya adalah, banyak band-band hardcore bernyanyi menentang reagan. banyak lagu hardcore yang ditujukan untuk menentang reagan, diantaranya dari band-band seperti :

- Reagan Youth,
- D.O.A,
- Dead Kennedys, dll.


musik punk inggris 70an seperti :

- sham 69,
- the clash,
- the rezillos, dll.


ditambah musik punk amerika 70an seperti :

- ramones,
- germs,
- stooges, dll.


seperti band di atas adalah tipikal influensi untuk band-band hardcore amerika generasi pertama
maka dari itu, beberapa band hardcore amerika (terutama dominan di New York) mengadaptasi budaya skinhead inggris, karna mereka banyak mendengarkan musik2 dari :

- sham 69,
- angelic upstart,
- the business, dll.


skinhead amerika dan skinhead inggris berbusana seperti :

- doc mart,
- pala plontos,
- juga berpegang teguh terhadap prinsip patriotisme,
- dari segi musik, musik yang dimainkan para skinhead amerika adalah hardcore, karna mereka lebih memilih memainkan musik hardcore yang lebih keras dan kencang daripada musik skinhead inggris.
band skinhead hardcore amerika yang menonjol diantaranya adalah :

- AGNOSTIC FRONT,
- MURPHY's LAW,
- CRO-MAGS

kalau punk inggris 70an punya pogo dan punk dancing, hardcore menciptakan slamdancing dan beberapa tarian rusuh lainnya seperti stagediving, yang
diadaptasikan dari tarian rusuh punk. tarian2 inilah yang akhirnya jadi seragam serentak buat moshing, bahkan diadaptasi oleh scene2 lainnya diluar gigs hardcore.

D.I.Y. (Do It Yourself)
Kenapa D.I.Y.? pada mulanya, belum ada perdebatan tentang major label dan sebangsanya. D.I.Y. berkembang di hardcore karena keterbatasan oknum untuk menolong. yang peduli tentang scene, band dan orang-orang di dalamnya ya komunitas itu sendiri. gak ada sponsor untuk biayain acara, gak ada label besar yang mau mengkontrak musik-musik keras seperti itu. jadinya? acara bikin sendiri, flyer-flayer disebarluaskan sendiri, musik bikin sendiri, label bikin sendiri, tour bikin sendiri. dan ketika semua ini berhasil, D.I.Y. menjadi sebuah filosofi panutan bagi para hardcore kids di jaman itu. intinya, hardcore pada awalnya bukan untuk duit. kalau untuk duit, banyak band-band generasi pertama yang akan berhenti setelah beberapa minggu karna musik hardcore pada awalnya tidak pasaran dan gak akan ngebuat personilnya kaya. ketika hardcore mulai merambah sukses, banyak label-label major tertarik dan sponsor-sponsor bermunculan, dan perdebatan pun dimulai, antara D.I.Y. vs Mainstream.
taun 86 sampai akhir 80an adalah masa-masa perluasan hardcore, atau banyak yang bilang, masa-masa berakhirnya kejayaan oldskool hardcore. karna di masa ini, gak hanya banyak orang-orang penting di scene hardcore meninggal, atau beranjak tua dan pergi dari hardcore, atau menikah dan pindah, dll. tapi banyak band-band yang bubar dan banyak band-band yang merambah ke genre musik lain.
black flag, dead kennedys, minor threat, ikon-ikon hardcore generasi awal berjatuhan. Ian McKaye beralih ke fugazi, post hardcore lahir, TSOL dan circle jerks berkiblat jadi metal, beastie boys berkiblat ke rap, bad brains melambat dan makin reggae, Husker Du dan beberapa band lainnya masuk major label, indie rock metal dan new wave berjaya menelan hardcore, terlalu banyak kekerasan di gigs hardcore terutama New York, LA dan Boston, crossover, thrashcore dan perluasan HC pun bermunculan dengan band-band seperti :

- VOID,
- SUICIDAL TENDENCIES,

- D.R.I., dll.

filosofi and pandangan hidup :

hardcore itu sendiri sejatinya berasal dari punk, maka mereka bersharing pandangan yang sama. punk itu sebuah alternatif pilihan hidup yang bertolak dari normal. begitu pula hardcore. hardcore itu sebuah pilihan hidup yang tidak mengakui sistem yang berlaku di masyarakat. hardcore itu berdasar darh sikap kemandirian (D.I.Y), dan kebersamaan (unity; dalam artian kita saling menolong antar teman/komunitas) dimana kebebasan adalah sesuatu yang bisa diciptakan setiap hari. Hardcore itu luas, tidak sempit, dan tidak tertulis (dalam arti gak ada patokan hardcore harus ini dan itu)

Dan inilah salah satu band hardcore dari indonesia:

                 
                                                          Stab In The Heart
                                              
Semua personil berangkat dari Punk Rocker asal Gang Setan, Surabaya. Bikin project band old skool - new skool Hardcore Punk hanya karena yang lalu sudah berlalu, scene UG semua genre di Surabaya harus bersatu!!

Berawal dari tempat tongkrongan ( komunitas ) yang biasa disebut dengan GANG SETAN, yang bertempat di pusat kota Surabaya, band yang beranggotakan empat orang, yang awalnya masing-masing per...sonil tergabung dalam band-band beraliran punk rock seperti BRANDAL , ADDICT BASTARDS, ANTI TERROR, terinspirasi untuk mencoba membuat sebuah band yang beraliran hardcore dan memakai nama STAB IN THE HEART (Menusuk Di Hati). Berdiri pada pertengahan 2009, terdiri dari empat orang yang digawangi oleh Baron ( Guitar on ADDICT BASTARDS, vocals THE SINNERS ), Anggit ( Guitar on BRANDAL ), Agoy ( Guitar On ANTI TERROR ), NandA. Walaupun masih terbilang baru dan seumur jagung, namun para personil ini adalah orang-orang lama yang exist di bidangnya. Dari karakter yang berbeda itulah STAB IN THE HEART membangun dan menyatukan unsur-unsur musik tersebut ke dalam musik STAB IN THE HEART, dengan nuansa musik old skool-new skool hardcore, STAB IN THE HEART banyak dipengaruhi oleh band dari dalam negeri dan luar negeri seperti Hatebreed, Mad ball, Agnostic Front, Born From Pain, Devadata, Boroxides, Boikot.
Sampai saat ini, STAB IN THE HEART telah merekam 4 buah lagu mereka dalam format cd demo. Masih berkisar tentang kehidupan, social dan kebanyakan seputar pengalaman pribadi masing-masing personil, lirik dalam lagu-lagu STAB IN THE HEART tidak hanya sarat akan makian dan kritik pedas saja, namun juga dorongan positif untuk kembali pada jalan yang benar. Aransemen music yang variatif disertai oleh rif-rif gitar yang garang dan diselingi oleh solo bass dan drum membuat ke 4 buah lagu STAB IN THE HEART tidak membosankan satu dan lainnya. STAB IN THE HEART juga masih mendukung dan memakai konsep DIY dalam penggarapan video klip mereka dari lagu dengan judul “LIVE MY LIFE”.
Sampai sekarang SITH sudah menyelesaikan materi yang diperlukan untuk me-release album, yang rencananya terealisasi dalam waktu dekat. 10 lagu yang turut diisi vocal oleh rekan-rekan seperti Bodas Devadata, Ayik Plester-X, Bayu Boroxides, Anca TSHC, Dimas WxE, Kentez Total Berantakan, masih banyak berbau Hardcore Punk.
Dengan keluarnya Nanda, maka terjadi pergeseran personil. Dan sekarang posisi drum diganti oleh Arindra, yang notabene masih tergabung juga dengan band punk Anti Terror, maka Agoy mengisi posisi bass. Dan sekarang ini STAB IN THE HEART(S.I.T.H) telah sepakat untuk merekrut Simon (BURNING,LOST IDOLS) untuk mempertebal raungan gitar dalam setiap performa.


http://www.myspace.com/heartstabin








                                                                      Amonra

Band ini bergenre Metal. Mereka adalah AMONRA. AMONRA dibentuk pada  tanggal 5 November 2008. Nama band AMONRA dahulunya adalah “People Love Rock”. Band ini beranggotakan 5 orang personil diantaranya adalah Tyrex pada posisi Vokal, Gilang pada posisi Guitar, Rama juga pada posisi Guitar, Menyun pada posisi Bass, dan Rangga ada pada posisi Drum. Personil Amonra masih berada dalam jenjang pendidikan, mereka masih SMA saat ini. Dahulu band ini beraliran Emo, akan tetapi pergantian-pergantian personil membuat aliran mereka berubah menjadi Death Metal. Band ini terpengaruh oleh band-band seperti deeds of flesh, suffocation, dying fetus, necrophagist, beheaded ,decrepit birth.
Pengalaman mereka pada saat manggung di Magnet Zone, sebuah acara gigs mereka tampil dengan formasi baru mereka. Pada saat itu band AMONRA masih belum cukup pengalaman karena belum pernah manggung kemana-mana, apalagi pergantian personil yang baru dilakukan pada saat itu. Perform mereka tidak memuaskan pada saat itu, mereka dicemooh kasar dari semua band yang lebih berpengalaman dari mereka. Tetapi para personil AMONRA menganggap itu semua bukan sebagai hinaan, walaupun menyakitkan. AMONRA menganggap itu adalah sebuah motivasi tersendiri yang bisa membuat band AMONRA menjadi lebih maju.
 
             
                                                               Berdiri Sendiri
Dengan semangat persahabatan, lima remaja berkomitmen untuk membentuk sebuah band yang diberi nama “Berdiri Sendiri”. Terbentuk pada tanggal 17 Agustus 2007, band ini membawa pesan untuk hidup positif. Menolak dilabeli sebagai band Straight Edge, empat dari lima personil band ini menganut paham Straight Edge. BS, band ini biasa disebut, terinsipirasi dari band-band hardcore Amerika awal 80-90an dan juga band harcore Indonesia. Terdiri dari empat personil laki-laki dan basis wanita, band ini sangat menjunjung tinggi arti kata sebuah KEKELUARGAAN. Para personilnya selalu menyuarakan “Jangan lupakan dari mana asal mu dan tetap bangga menjadi HC kid!!”
 
                                                             HANTAMRATA
 kami hantamrata dari kediri jawa timur, kami memainkan hardcore punk yang dipercepat sampai batas muak, berikut ini materi baru kami yang sebenernya mau dirilis cd oleh wolverine distrn malaysia dan 7" oleh erba trista records italia, tapi berhubung kelamaan, maka kami berinisiatif menyebar sendiri meski sedikit beda versi dengan versi cd n 7" kalo jadi nanti, dan bulan depan kita akan merekam materi baru buat split dengan band dari balikpapan :BLEUAAARGH, selamat menikmati modern life is nighmare E.P official version:)

jangan sungkan untuk mengunjungi http://www.myspace.com/hantamrata

cheeers from kediri

Ringo's Note:

Waw! Youththrashbore Unit dari Kediri datang lagi dengan materi barunya!
Di E.P ini Hantamrata tetap tampil dengan kecepatan mentok ciri khas fast-thrashcore, singkat lugas dan tanpa basa-basi. Namun jelas ada progress..gitarnya semakin hidup dan liar, kualitas rekamannya semakin baik dan di beberapa track mereka mencoba menggunakan teknik vocal berat ala-grind.
Panas! Hantamrata mengingatkan saya pada suasana studio gigs yang sempit dengan anak-anak berbandana saling bertubrukan. Kicking the hypocrisy modern life! Haha..judul E.P nya gue banget tuh!
7 track yang ada dalam E.P ini :

1.Introlized
2.Trial n error
3.Hateless but not spiritless
4.R`ngka mental
5.Thats All Gonna Fucked U Up
6.Paling enak makan gaji buta di bulan puasa
7.Modernlifeisnightmare




                                                             BURGERKILL
Siapa yang tidak kenal dengan band asal kota bandung, yaitu BURGERKILL. Band yang terbentuk dari tahun 1995 dengan berpersonilkan Vicky – Vocal, Ebenz – Gitar, Agung – Gitar, Andris – Drum, Ramdan – Bass ini telah banyak makan asam garam dalam dunia musik dengan talenta yang sangat patut untuk kita banggakan.
Di tahun 2011 ini tepatnya bulan Juni 2011 mendatang mereka akan merilis album terbarunya, ingin tahu seperti apa berita terbaru dari mereka? Baru-baru ini Eben sang gitaris sedikit mengutarakan tentang album terbarunya kepada DL secara lugas, cekitout;





 



OUTRIGHT

“Kunci sukses dalam membentuk grup band itu terletak dari solidaritas antar pemain,” kata Ryan ‘Partoz’, salah satu personil Outright yang Tabloid NEWS temui di salah satu gigs di Kota Bandung beberapa waktu yang lalu. Setelah diresmikannya Outright di tahun 2004, mereka sudah berhasil mengeluarkan album perdana di tahun 2008 bertajuk Hardcore Strikes Back yang bekerjasama dengan Croosover Records. Saat ini personil Outright terdiri dari Hardy (vokal), Bharata (Gitar), Irvan (bass) dan Ryan (drum).
Band yang mempunyai lagu hits di album perdana berjudul ‘Super Groove Power Chords’ ini rencananya juga akan mengeluarkan album kedua di akhir tahun 2011. Jangan sampe lupa, buat Sobat NEWS yang ingin sukses dalam nge-band, ikutin tips sukses dari Outright, yaitu solidaritas antar pemain harus terus dijaga. Sukses terus untuk Outright, kita tunggu album keduanya!


                                                                 DEVADATA
DEVADATA Berdiri pada pertengahan tahun 1997 dan solid pada tanggal 10 maret 1998. DEVADATA sendiri berarti sifat buruk manusia, Tanpa sifat buruk manusia tidak akan sempurna.

DEVADATA musiknya lebih condong ke HARDCORE style(old school,new school) dan unsur Trash metal.

DEVADATA ARE:
BODHAS: Guitar,Vocal
HANO: Bass
xDANDUx: Drum

DEVADATA office:
jl.dukuh kupang timur 17 no 22 Surabaya 60256 Indonesia

DEVADATA phone:
081-803211566/031-70707611

DEVADATA email:
devadata_sbhc@yahoo.co.id
Sumber:

SEJARAH DISTRO

Siapa sangka, dari sebuah skatepark kecil di salah satu sudut Taman Lalu Lintas Bandung (Taman Ade Irma Suyani), di awal tahun 1990-an, menjadi tempat bersejarah yang melatar belakangi perkembangan fashion anak muda Bandung dalam satu dekade terakhir ini. Skateboard kemudian menjadi benang merah yang menjadi ciri dan eksplorasi fashion dan lifestyle yang dielaborasi oleh para pelakunya dan membentuk gaya anak muda Bandung hingga saat ini.
Pertemuan di Taman Lalu Lintas membuat Didit atau dikenal dengan nama Dxxxt, Helvi dan Richard Mutter (mantan drumer Pas Band), kemudian bersepakat mengelola sebuah ruang bersama di Jalan Sukasenang Bandung. Ruang ini kemudian dikenal sebagai cikal bakal yang munculnya bisnis clothing lokal untuk anak muda di Bandung. “Cari nama dit, si helvi bilang gitu..waktu itu lagi ngomong-ngomong soal Cihampelas,” Dxxxt mengawali ceritanya ketika saya bertanya darimana nama Reverse berasal. “Kenapa ya, si Cihampelas itu ngga bikin produk-produk dengan merek-merek sendiri, kenapa mereka bikin mereknya reply lah, armani lah.. kenapa ga bikin sendiri, reverse misalnya.. trus Helvi bilang nama itu bagus. Ya udah akhirnya dipakai buat nama toko.” Tahun 1994, mereka membangun studio musik dan toko yang menjual CD, kaset poster, T-shirt, majalah, poster dan asesoris band yang diimport langsung dari luar negeri. Pilihan yang spesifik, membuat barang yang dijual di Reverse, tak bisa didapatkan di toko-toko lain di Bandung pada saat itu.
Reverse pada saat itu menjadi tempat berkumpulnya komunitas-komunitas dari scene yang berbeda. Punk, hardcore, pop, surf, bmx, skateboard, rock, grunge, semua bisa bertemu di tempat itu. PAS dan Puppen adalah beberapa band yang sempat dibesarkan oleh komunitas Reverse. Richard sendiri sempat membentuk record label independen 40.1.2.4 yang rilisan pertamanya berupa album kompilasi “Masaindahbangetsekalipisan”, pada tahun 1997. Band-band yang ikut dalam rilisan itu diantaranya Burger Kill, Puppen, Papi, Rotten To The Core, Full of Hate dan Waiting Room sebagai band satu-satunya dari Jakarta yang masuk dalam kompilasi ini.
Saat krisis ekonomi terjadi pada tahun 1998, bisnis yang dijalani Reverse, mengalami masa sulit sampai akhirnya tutup. Mereka tak mampu lagi membeli barang-barang dari luar negeri kerena nilai dolar terhadap rupiah melambung tinggi dan tak terjangkau. Namun kondisi sulit ini justru melahirkan fase baru dalam perkembangan industri clothing Bandung. Helvi vetaran Reverse, kemudian membangun clothing label bernama Airplane yang memulai usahanya pada tahun 1997. Bukan hanya itu, bersama Dxxxt dan Marin, Helvi membangun record label bernama Fast Foward pada tahun 1999.
Airplane yang didirikannya bersama dua rekannya yang lain: Fiki dan Colay, resmi berdiri pada tanggal 8 Februari 1998. “Awalnya sih kita udah ngga mampu lagi beli barang-barang impor karena mahal dan krisis moneter. Waktu itu kita mikir, kita bikin apa ya? Soalnya kalau beli, ngga ada yang cocok, pengen kaos yang kaya gini ngga ada.. yang gitu ngga ada.. awalnya dari situ, ya udah kita bikin sendiri deh yang pasti dengan background masing-masing. Semua dipengaruhi oleh kehidupan sehari-hari yang kita senangi aja.. biasanya dari skateboard, trus kita juga main musik, trus itu mempengaruhi ke grafis desain clothing itu sendiri. Jadi emang akhirnya macam-macam.” Jelas Helvi ketika saya temui di kantor Airplane di jalan Titiran Bandung.
Transformasi Reverse sebagai clothing company, dimotori oleh Dxxxt pada bulan Februari 2004. Didukung oleh Marin, Wendi Suherman dan Indra Gatot sebagai mitra usahanya. Reverse kemudian menjelma menjadi label yang memfokuskan dirinya pada fashion untuk pria. Urban culture yang menjadi keseharian tim kreatifnya, menjadi inspirasi dalam desain produk-produk Reverse.
Sementara kegemaran skateboard, bmx dan surfing yang ditekuni Dandhy dan teman-temannya, justru memotivasi mereka untuk membuat produk-produk yang mendukung hobi yang mereka cintai. Bukan hal yang mudah untuk menemukan fashion penunjang kegiatan surfing di Bandung pada saat itu. Maka tahun 1996, dari rumah di dago 347 Bandung, mereka mulai memproduksi barang-barang yang menunjang hobi mereka untuk digunakan sendiri. Ternyata apa yang mereka pakai, menarik perhatian teman-teman mereka. Seperti halnya Airplane, dengan modal patungan seadanya mereka mulai memproduksi barang-barang yang mereka desain untuk kebutuhan hobi mereka itu, untuk dijual di kalangan teman-teman mereka sendiri dengan label ‘347 boardrider co.’ Toko pertamanya dibuka pada tahun 1999 dan diberi nama ‘347 Shophouse’ di Jalan Trunojoyo Bandung. Demikian pula Ouval yang muncul di tahun 1998. Awalnya juga dibentuk dengan semangat untuk mengelaborasi hobi skateboard para pendirinya.
Hobi dan semangat kolektivisme terasa sangat kuat mewarnai kemunculan clothing label dan clothing store pada masa itu. Masih di tahun 1996, Dadan Ketu bersama delapan orang temannya yang lain membentuk sebuah kolektif yang diberi nama Riotic. Kesamaan minat akan ideologi punk, menyatukan ia dan teman-temannya. Riotic menjadi label kolektif yang memproduksi sendiri rilisan musik-musik yang dimainkan oleh komunitas mereka, menerbitkan zines, dan membuka sebuah toko kecil yang menjadi distribusi outlet produk kolektif yang mereka hasilkan. Riotic juga dikenal konsisten dalam mendukung pertunjukan-pertunjukan musik punk rock dan underground yang saat itu kerap diselenggarakan di Gelora Saparua Bandung.
Generasi Global
Saat saya menceritakan apa yang dilakukan anak-anak muda Bandung dengan industri clothingnya, pada teman saya, seorang penulis buku “Lubang Hitam Kebudayaan”_ sebuah buku yang mencermati perkembangan budaya massa di Indonesia sampai fase reformasi 1998_Hikmat Budiman, dia berkomentar “Anak Bandung itu jago menyerap desain ‘arsitektur’ global, dibanding dengan anak muda di kota lain. apa yang terjadi di tingkat global, bisa diterjemahkan dan disiasati oleh mereka dan dijadikan komoditas gaya hidup baru dan menjadi trend. Mereka mendefinisikan kembali coolness yang sesuai dengan konteks mereka. selain itu juga ada pasar yang menyerap komoditas baru itu.”
Jika dicermati lebih jauh, apa yang terjadi di bandung pada dekade 90an, memang tak bisa lepas dari kecenderungan global pada saat itu. Musik dan gaya hidup, sebagai dua hal yang tak terpisahkan, memberi pengaruh sangat besar dalam perkembangan fashion anak muda Bandung. Sejak generasi Aktuil di tahun 70’an, Bandung dikenal sangat adaptif pada perkembangan musik dunia. Ketika merunut aliran musik apa saja yang berkembang dalam dekade 90’an, kita bisa melihat bagaimana perkembangan musik itu mempengaruhi eksplorasi anak muda Bandung di bidang fashion. Grunge, yang dipengaruhi oleh punk, muncul di awal tahun 90’an. Sepatu Doc Martens, Converse high top sneaker dan kemeja flanel yang menjadi trend fashion sampai pertengahan tahun 90. Pada kenyataan flanel di gunakan para musisi beraliran grunge ini karena murah dan hangat. Saat grunge kemudian digantikan oleh musik alternatif di pertengahan 90’an dan Nu-Metal yang dimotori oleh Korn sampai menjelang akhir 1990, fashion ini masih terbawa. Hip hop yang banyak digemari para skateboarders dan mempengaruhi perkembangan musik R&B memberi warna lain pada dekade itu. Scene hardcore atau scenecore atau disebut juga emo dan gaya yang dibawa aliran musik pop punk yang dipengaruhi membawa trend fashion yang bersilangan diantara keduanya dan dipengaruhi oleh gelombang ketiga pop punk yang dipelopori oleh Green Day, Good Charlote, Simple Plan.
Extreme sport (diantaranya skateboarding dan surfing), mencapai popularitasnya di tahun 1995. ESPN sebagai saluran extreme sport dan hanya dapat ditonton melalui antena parabola, menjadi salah satu rujukan para skateboarder Bandung pada saat itu. Rujukan lain seperti majalah Thrasher, yang mencitrakan skateboarding sebagai olah raga yang didasari oleh semangat pemberontakan dan akrab dengan ideologi punk, sementara Transworld Skateboarding terasa lebih moderen, beragam dan menjaga citra para bintang skateboarding. Termasuk juga masuknya MTV ke Indonesia yang memperkenalkan lifestyle baru dengan jargon-jargonnya: ‘MTV beda’, ‘MTV Gue Banget’. Perbedaan menjadi komoditas yang dirayakan bersama-sama.
Ketika awal 90’an, fashion skateboarding dunia dipengaruhi oleh perkembangan street skateboarding yang sangat kental nuansa punk rocknya. Baggy dengan oversize denim dan t-shirt extra large menjadi trend pada saat itu. Sementara pertengahan sampai akhir tahun 1990an, trend fashion dalam dunia skateboarding berubah lebih ‘ramping’. Ukuran jeans dan T-shirt, menjadi lebih pas di badan. Bahkan beberapa skateboarder menggunakan jeans dan t-shirt ekstra ketat. Perubahan ini membuat gaya fashion dalam dunia skateboarding terbagi menjadi dua kategori: “punk” (ketat dan ngepas badan) dan “baggy” meski pada prakteknya pembagian itu menjadi sedikit lebih rumit. Celana shagging jeans atau baggy, sweater dari bahan katun atau poliester dengan pull over dan kantong kangguru di depannya atau disebut juga hoodie, baseball caps, dan sepatu vans. Gaya skate punk inilah yang kemudian banyak dieksplorasi dalam desain clothing anak-anak muda Bandung. Majalah katalog seperti Suave, yang terbit di Bandung dengan jelas memperlihatkan pengaruh itu. Pada akhir 90’an apa yang disebut “punk style clothing” menjadi tagline baru dalam perkembangan industri clothing global. Gaya punk kemudian menjadi sesuatu yang mainstream, mendunia dan menjadi mapan.
“Kita emang banyak dipengaruhi oleh musik yang kita sukai, dari label-label skateboard yang kita pakai dulunya, karena kita besarnya, growing upnya di situ. Karena musik ini kan sangat terkait dengan fashion,” Helvi yang juga creative director Airplane, mengakui hal itu.
Pendapat helvi diperkuat Arian tigabelas, mantan vokalis Puppen dan kini menjadi vokalis band Seringai “Ada fenomena yang menarik ceuk urang mah, dulu Bandung terkenal dengan band-band yang keren-keren tapi waktu berlalu dan rupanya band nggak terlalu menghasilkan/menghidupi, dan kini para pelaku band tersebut pindah ke clothing. Jadinya terus terang band Bandung yang punya nama ‘gede’ sekarang udah ngga signifikan. Tapi clothing jadi industri yang lebih jelas bisa menghidupi iya, karena main band ternyata tetap kere sementara realitanya musti punya modal hidup.”
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat dalam dekade 90’an, menjadi faktor penting dalam proses yang disebut Hikmat Budiman sebagai penyerapan desain arsitektur global. Ketika tahun 1995 bisnis Internet Service Provider (ISP) mulai berkembang di Jakarta, menurut catatan Kompas, Bandung menjadi salah satu dari tiga kota pengguna jasa internet terbesar. Jika saat itu tercatat di ada sekitar 14 ribu pemakai internet di Indonesia, Bandung menjadi kota pengguna internet terbesar ketiga (1.000 pengguna), setelah Jakarta (10.000 pengguna) dan Surabaya (3.000 pengguna). Bagaimana kemudian perkembangan teknologi informasi ini diserap dalam waktu yang hampir bersamaan di Bandung. Belanja online yang dilakukan Reverse untuk memperoleh produk-produk import yang mereka jual kembali di Bandung. Juga yang dilakukan Anonim yang muncul tahun 1999, mengikuti jejak pendahulunya dengan menjual t-shirt import merchandise band yang dipesannya melalui internet.
Dalam perkembangannya, eksplorasi desain clothing anak-anak muda Bandung, banyak juga dipengaruhi oleh gaya street fashion Jepang yang terasa lebih eklektik dan eksperimental. Majalah Trolley (alm 2001-2003), sempat menerbitkan suplemen khusus mengenai gaya street fashion Jepang ini dalam salah satu edisinya.
Pergeseran kiblat kreatif global dari Amerika ke Inggris/Eropa dalam tiga tahun terakhir ini, juga terasa pengaruhnya. Perubahannya sangat jelas terasa dalam scene musik. Street culture Inggris dan Eropa kemudian menjadi sumber rujukan baru dalam mengelaborasi desain produk-produk clothing kemudian. Tahun 2006 ini, Fast Foward record, telah dua kali mendatangkan grup musik dari Eropa untuk pentas di Bandung_King of Convinience (Norwegia) dan Edson (Swedia).
Ketika masa kekuasaan Orde Baru berakhir, kehidupan sosial politik Indonesia mengalami banyak perubahan di era reformasi. Warga Bandung memperlihatkan pola relasi yang baru dengan ruang-ruang publik yang ada di kota Bandung. Beragam aktivitas dan perayaan dilakukan di jalan. Jalanan seperti Dago, menjadi catwalk publik yang mengundang siapa pun yang datang untuk menampilkan gaya dandanan mereka. Individu kemudian mendapat ruang untuk mengekspresikan diri. Saat itu, banyak pertunjukan-pertunjukan musik yang kemudian disponsori oleh clothing company yang mulai memiliki kemampuan ekonomi.
Selain karena minat pada musik yang mereka sponsori, acara-acara seperti itu kemudian menjadi salah satu strategi bersama untuk mempromosikan merek produk-produk clothing yang mereka buat. Monik, Celtic dan Popcycle management, dikenal secara berkala menyelenggarakan konser La Viola bekerjasama dengan pusat Kebudayaan perancis (CCF) bandung. Marin, selain menjadi salah satu pemilik Monik, Celtic, Fast Foward, Reverse clothing Company, juga memiliki TRL bar di Jalan Braga. dari bar kecil itu pula, eksplorasi musik elektronik yang banyak mewarnai perkembangan musik global beberapa tahun terakhir ini, banyak dilakukan. Salah satu pilihannya adalah sekolah Drum n Bass yang dimotori oleh DJ xonad, jenis electronic dance music ini berkembang di Inggris pada dekade 90’an dan semakin dikenal pada awal tahun 2000 serta berkembang di beberapa negara Eropa dalam dua tahun terakhir ini.
“Karena Bandung kotanya kecil, jadi mau ngapa-ngapain gampang… lagian orang-orangnya kekeluargaan, cair banget, babaturanlah, semua dianggap sama,” Ujar Dede anonim, seperti saya kutip dari tulisan Gustaff H. Iskandar, ‘Fuck You! We’re from Bandung. Kondisi inil, masih menurut Gustaff, membawa berkah istimewa bagi perkembangan musik dan juga street fashion di Bandung. Dan mendorong pertumbuhan clothing store (distro) di Bandung.

Sejumlah Persoalan

Di masa boom clothing store 2003 lalu, Kompas pernah menulis: “Adapun untuk membuka sebuah distro, hanya dibutuhkan modal “nekat”. cukup menyediakan sebuah ruangan kecil, misalnya mengambil salah satu sudut rumah seperti garasi. Lalu barang-barangnya bisa digunakan sistem jual titip, dengan menerima titipan barang dari berbagai clothing company. Bila barang-barang titipan itu laku terjual, barulah disisihkan keuntungan untuk si distro (clothing store).”
Namun pada prosesnya tidak sesederhana itu. Modal nekat saja tidak cukup. Bagaimanapun bisnis yang dilatari oleh hobi dan kesenangan pun mengandung bermacam resiko. Benturan kepentingan yang mempertentangkan antara bisnis dan idealisme, menyeruak sebagai sebuah konsekuensi yang harus dihadapi dan disiasati.
“Saya bukan orang bisnis tadinya, akhirnya saya harus belajar bisnis, kasihan guanya gitu..” Seloroh Dandhy dalam sebuah Gathering Komunitas Kreatif di Bandung, bulan April lalu. “Gua ngerasa banyak hambatan dalam kreativitas karena banyak kepentok,” meski ucapan Dandy itu bernada main-main, namun pada prakteknya, keseriusan dalam mengelola bisnis ini memang menjadi proses adaptasi yang berat. Beberapa Clothing yang sudah cukup kuat seperti Airplane dan 347/eat, sengaja menyewa konsultan manajemen dan bisnis untuk memberi masukan dalam pengembangkan usaha mereka. Fiki manajer bisnis sekaligus salah satu pendiri Airplane mengaku, saran-saran bisnis dari konsultan profesional tidak seluruhnya bisa di terapkan. “Tetap aja, kita harus nemuin cara yang paling sesuai dan enak buat kita jalani. Ngga bisa sepenuhnya berdasarkan teori manajemen.” Hal serupa juga dirasakan Dandhy. Konsultan bisnis yang mengawasi kinerja dirinya dan teman-temannya, malah membuat mereka bekerja dalam suasana yang tidak nyaman. Akhirnya Dandhy memilih mengembalikan suasana kerja yang nyaman, meskipun itu berarti tanpa konsultan bisnis.
Fiki, menjelaskan, untuk membesarkan bisnis yang semula dibangun berdasarkan hobi, butuh kedisiplinan tinggi dalam mengelolanya. “Gua ngejalanin Airplane ini bener-bener disiplin. Kita muterin duit yang ada dan disiplin untuk ngejalanin itu. Dan ngga pernah ada suntikan dana lagi sejak dana awal. Airplane bediri udah sejak tahun 1997, tapi bener-bener ngejalanin bisnisnya sejak buka toko, tahun 2001. Sejak September 2001, waktu itu kita mulai dengan uang kurang dari 10 juta untuk sewa tempat dan kita udah punya omset yang lumayan, tapi kalau ada lebihnya kita simpen dan dipake untuk produksi lagi, nambahin modal. Karena kita punya sedikit pengetahuan tentang administrasi juga, makanya bisa tertib administrasi dan itu kerasa banget gunanya.”
Namun tidak semua clothing company memiliki kemampuan untuk membayar konsultan bisnis atau melakukan pembagian kerja yang jelas. Bagi clothing company yang muncul belakangan, idealisme dan keterbatasan modal menjadi tantangan yang harus disiasati lebih keras lagi. Karena secara bisnis, mereka harus berhadapan dengan clothing teman-temannya yang muncul dan mapan lebih dulu.
Dari segi pengembangan desain, tidak banyak juga yang melakukan riset dan pengembangan desain secara serius. Akibat dari boom clothing di tahun 2003, follower yang muncul belakangan, banyak yang asal jiplak desain-desain yang sudah ada. Karena untuk membangun sebuah karakter desain yang kuat dibutuhkan waktu dan proses yang lama. Menanggapi kekawatiran desainnya dijiplak, baik Helvi maupun Dandhy, justru tidak merasa kawatir. Bagi Helvi, kondisi seperti itu, malah membuat ia lebih fokus lagi menemukan karakter desain Airplane. Begitu pula Dandhy, jika imagenya sudah kuat, tak perlu kawatir dengan para peniru. Keseriusan dalam soal desain dan visual inilah yang kemudian membedakan dan menjadi ciri antara clothing satu dengan yang lain.
United we stand
Waktu menunjukan hampir tengah hari. Cuaca begitu cerah. Ruang tengah Jalan Kyai Gede Utama 8 Bandung, terasa guyup, menggantikan kelengangan yang biasa terasa. Sekelompok anak muda duduk-duduk santai di bangku-bangku kayu, di taman terbuka. Wajah-wajah lama, generasi pertama clothing Bandung paska 1995, bercampur dengan wajah-wajah baru generasi pengikutnya. Bukan hal yang mudah, mengumpulkan mereka dalam satu waktu. Riuh suara canda dan tawa, bercampur kicauan burung-burung yang sejak lama menghuni pepohonan di sekitarnya. “Sekarang kita mau jadi seperti apa? Arahnya apakah asosiasi yang dijalankan dengan praktek mafia? Atau gimana? Apakah kita bikin asosiasi untuk bikin counter yang menjegal praktek kartel? Atau asosiasi ini hanya mengakomodasi kepentingan dan ideologi yang sama, dan menghancurkan lawan yang berbeda pandangan? Atau tujuannya sosial atau kemanusiaan.” Dandhy pemilik clothing 347/eat, melemparkan pertanyaan itu ke forum. Perdebatan panjang tiga puluh orang yang hadir disitu pun dimulai. Canda tawa, berubah serius. Masing-masing sibuk memikirkan jawaban dan saling beragumen sampai berjam-jam kemudian. Saya hadir disitu, mencatat waktu. Hari itu, Senin, 12 Juni 2006. Hari dimana asosiasi para pengusaha clothing yang dinamai ‘Forum Komunikasi Pengusaha Clothing Bandung’, di deklarasikan.
Bagi saya, ini memang sudah waktunya, ketika akhirnya para pengusaha muda clothing Bandung ini mau bersatu padu membuat Forum Komukasi. Hal ini bukannya tanpa sebab. Mereka yang selama ini tak terpetakan sebagai potensi ekonomi, tiba-tiba bukan hanya dilirik, tapi coba dirangkul pemerintah lewat program bantuan Industri Kecil dan Menengah, Disperindag. Mengutip apa yang diberitakan Harian Pikiran Rakyat tanggal 8 Juni 2006, Drs. H. Agus Gustiar, M.Si., selaku Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), “Bagaimanapun kekuatan kita ada pada IKM. Supaya lebih kuat, semua IKM harus bersatu untuk membuat terobosan baru yang bisa mengangkat Bandung khususnya.” …Agus yakin, industri distro Bandung memiliki ciri khas tersendiri yang diilhami dari kreativitas anak muda Bandung.” Jangan sampai ini hilang seperti beberapa merek Bandung yang sekarang mulai memudar, bahkan tidak dikenal orang. Padahal ini merupakan potensi Bandung yang harus ditonjolkan.”
Dalam kegiatan Gathering Komunitas Kreatif dan Online conference yang diselenggarakan selama bulan April-Mei 2006, yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Urban Desain dan Common Room Networks Foundation, mengidentifikasi persoalan-persoalan eksternal yang dihadapi selama ini. Masalah-masalah itu muncul, ketika selama ini pemerintah sama sekali tidak mendukung aktivitas yang mereka lakukan. Tidak adanya regulasi pemerintah yang jelas dalam pengembangan industri berbasis kreatifitas seperti yang dilakukan Clothing company selama ini, juga strategi pengembangan industri berbasis kreatifitas sebagai salah satu pengembangan ekonomi kota yang berkelanjutan. Belum lagi pengelolaan pajak yang tak jelas timbal baliknya. Persoalan ketiadaan infrastruktur dan ketidak jelasan pengaturan tata guna lahan di Bandung untuk kawasan komersial, menyebabkan nilai ekonomi lahan semakin mahal dan tak terjangkau dalam mengembangkan usaha yang selama ini mereka jalankan. Pada akhirnya, dukungan yang digembar-gemborkan pemerintah untuk mendukung Industri Kecil Menengah dan membangun kecintaan akan produk dalam negeri, hanya menjadi jargon belaka.
Disadari atau tidak, clothing industry yang muncul dan berkembang di Bandung ini, justru memicu perkembangan industri-industri kecil baru yang juga berbasis kreatifitas. Secara organik, infrastruktur pendukungnya, bermunculan satu persatu. “Waktu itu lagi booming-boomingnya clothing, trus gue pikir, ngapain juga ikut-ikutan bikin clothing, mendingan gue bikin usaha lain yang bisa mendukung usaha mereka. Ada kesadaran itu di gue dan tiga orang teman gue yang lain, gue ngeliatnya orang-orang ini udah harus profesional lah, kalo mereka berbisnis ya harus berpromosi, mereka punya produk yang bagus, buat apa kalo ngga berpromosi,” ungkap Uchunk, salah satu pendiri Suave, Free Catalogue Magazine, ketika saya temui disebuah tempat nongkrong di Bandung. Suave awalnya dicetak sebanyak 3000 eks dengan modal sebuah komputer pribadi. Kini tirasnya mencapai 8000 eks dengan 90 halaman full color. Selain didesain dengan tampilan yang menurut Uchunk, terlihat mainstream, jauh dari kesan indie dan underground, Uchunk juga memberi halaman galeri bagi siapapun yang ingin memamerkan karya grafisnya di satu halaman Suave.
Menurut uchunk, saat ini banyak clothing company yang kemudian menggunakan jasa desainer grafis, fotografer dan biro iklan untuk menggarap materi promosi produk yang bersangkutan. Baginya kondisi ini sangat menggembirakan, karena bidang industri kreatif lainnya kemudian bermunculan. Helvi menambahkan, “Waktu kita bikin ini, ngga kepikiran kalau di depan ternyata akan berhubungan dengan segala macam. Fotografer, advertising, itu kan seru jadinya. Jadi kaya punya dunia sendiri, infrastrukturnya jadi kebentuk dan ini adalah wilayahnya anak muda.”
Wajar saja, jika kemudian tawaran yang datang tiba-tiba ini, disikapi dengan membentuk Forum Komunikasi yang bertujuan untuk memperkuat dan saling mendukung satu sama lain. Banyak persoalan baik internal maupun eksternal yang selama ini harus disiasati dan dipecahkan sendiri oleh mereka. Karena itu, tawaran pemerintah, seperti sesuatu yang to good to be true. Mereka bukannya resistan terhadap niat baik pemerintah, namun yang mereka harapkan adalah kejelasan dalam proses negosiasi dimana posisi tawar kedua belah pihak bisa berjalan dengan seimbang. Dalam hal ini mereka memperlihatkan, apa yang disebut Gustaff H. Iskandar dalam tulisan yang sama, sebagai kemandirian politik dan ekonomi.
Perspektif kemandirian, kemudian menjadi prinsip yang selalu dimaknai kembali oleh mereka. Ketika kemandirian berarti memulai impian besar dengan langkah-langkah kecil. Dengan patungan modal seadanya. Juga ketika usaha ini berkemban dan mendapatkan perhatian, kemandirian berarti membangun posisi tawar mereka ketika bertarung dengan banyak kepentingan-kepentingan lain. Pemerintah salah satunya.
***
Dan disaat, banyak orang kemudian mengeluh, bahwa produk clothing menjadi seragam, waktu yang akan membuktikan mana yang kemudian konsisten menjalani proses eksplorasi terus menerus untuk menemukan kematangan produk atau malah inovasi-inovasi baru dan mana yang kemudian hilang seperti merek-merek Bandung yang memudar dan tak dikenal orang seperti yang dikawatirkan Agus Gustiar.
Setidaknya sampai hari ini, setelah satu dekade yang panjang mereka berproses terus menerus, kekawatiran itu tidak terbukti. “Yang paling keren menurut gua adalah, dimana sekarang anak-anak muda ngga gengsi dan malu lagi pake produk lokal. Dan kita juga seneng, karya kita dihargai orang dari mulai yang naik angkot sampai mobil mewah, pake kaos lokal.” Helvi mengatakan itu dengan mata-mata berbinar-binar lega. Kelegaan yang saya rasakan bukan hanya miliknya, tapi juga komunitasnya, teman-teman sepermainannya, ketika kerja keras mereka, membuktikan sesuatu, bukan sekedar jargon belaka.
mo bikin desain logo untuk clothing kamu klik aja desain logo anakost
Tulisan ini adalah versi pertama untuk PB Magz yang tidak di terbitkan
posted by vitarlenology

SEJARAH MUSIK INDIE

SEJARAH MUSIK INDIE DI INDONESIA
Musisi Indonesia banyak mengadopsi budaya barat dalam berkarya. Sebagai negara bagian dunia ketiga, kita memiliki banyak ketertinggalan dalam soal ekonomi dibanding dengan negara-negara maju. Akhirnya musik kelas bawah di belahan utara bumi diadaptasi oleh kelas menengah di Indonesia. Karena kelas menengah memiliki kesempatan lebih untuk mengintip perkembangan dunia musik luar negeri ketika itu. 

Tak heran Presiden Soekarno kala itu pernah memenjarakan Koes Plus, karena musiknya dituduh identik dengan budaya kapitalisme internasional. Soekarno dengan padangan politiknya melihat musik Koes Plus bukan hal yang penting bagi kelas bawah di Indonesia. Koes Plus juga tak salah jika mengadaptasi musik yang menurut mereka mengekspresikan kebebasan. 

Pada tahun 70an perkembangan musik di belahan utara bumi melaju cepat, memacu juga perkembangan musik di tanah air. Guruh Gipsy, Gang Pegangsaan, God Bless, Giant Step, Super Kid, The Rollies, dll adalah sederet nama yang bisa disebut sebagai peletak pondasi musik Indonesia pada masa kontemporer. Secara musikalitas mereka adalah maestro-maestro dunia musik Indonesia. Mereka juga mempopulerkan semangat kemerdekaan (independent / indie) dalam berkarya. Walau pada jaman itu belum ada manajemen musik yang cukup bagus, tapi dengan pengalaman seadanya mereka mulai bekerja sama membangun jaringan. Hal itu dilakukan guna meluaskan musik mereka. Tercatat pula Majalah Aktuil, banyak membantu perkembangan musik pada masa 70an. Melalui tulisan dan peran aktif individu-individu di dalamnya, Aktuil mempromosikan band-band pada jaman itu. 

Tetapi isu-isu sosial belum dianggap penting untuk dibicarakan dalam lirik-lirik mereka. Kalaupun ada, belum menjadi sesuatu yang dominan. Bahkan beberapa grup band (utamanya rock) masih suka memainkan karya-karya band luar negri. Ekspresi kemerdekaan akhirnya hanya menjadi penghias keseharian, gaya hidup bebas ala musisi rock pun menjadi pilihan mereka. 

Pada periode 1990an, perkembangan musik underground semakin pesat. Booming Sepultura dan Metalica menginfluence anak-anak muda Indonesia. Berhadapan dengan industri mainstream yang didominasi oleh rock melayu dan artis wanita, maka jalur underground-lah yang dipilih. Dengan berbasiskan komunitas serta mengandalkan fanzine (buletin-buletin), budaya underground semakin meluas. Dimulailah pembangunan scene-scene musik alternative di masa itu. 

Kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Surabaya, Malang, dan Jogjakarta menjadi tempat berkembangnya komunitas-komunitas underground. Pada masa itu musik metal menjadi sebuah suguhan altenatif. Selain itu banyak band mulai berani berekspresi dengan menempatkan isu-isu sosial dalam lirik-liriknya. 

PAS band memulai tradisi merilis album secara indie. Album mereka “Four Through The SAP” terjual lebih dari 5000 copy. Selanjutnya banyak band metal dan rock lain memakai metode indie. Tercatat nama-nama seperti Puppen, Koil, Burger Kill, Rotten To The Cure, dll di masa-masa awal perkembangan musik Indie kontemporer Indonesia. 

Ada sekian banyak album, termasuk album-album kompilasi yang dirilis bersama oleh band-band pada jaman itu. Mereka terbantukan dengan pembangunan komunitas-komunitas musik. Begitu juga dengan fanzine (buletin) yang berfungsi untuk mempromosikan hasil karya mereka. Panggung-panggung kecil juga kerap digelar di kafe-kafe. Hal ini selaras dengan pembangunan industri kreatif kaum muda lainnya, seperti clothing dan distro. 

Istilah Indie baru populer di pertengahan tahun 1990an. Awalnya Indonesia lebih mengenal istilah underground bagi musik yang ‘lari’ dari trend budaya mainstream. Perkembangan musik luar yang menghasilkan beberapa varian-varian baru seperti grunge, brit pop, hip-hop, melodic punk, dll. Hal ini menyeret anak-anak muda Indonesia pada sekian banyak pilihan bermusik. Selanjutnya di kota-kota besar, banyak bermunculan band-band serta komunitas-komunitas dengan varian musik yang beragam. Sejak saat itu istilah underground mulai digantikan dengan istilah indie. Mungkin istilah underground dirasa terlalu identik dengan musik metal. Maka istilah indie dengan kesan yang lebih modern mulai lazim digunakan. 

Pure Saturday menjadi pionir band-band dengan aliran selain metal yang membuat album rekaman sendiri. Grup band ini tercatat mencetak album pertamanya pada tahun 1995 dengan tajuk “Not A Pup E.P”. Keberhasilan mencetak album ini lantas diikuti oleh sederet nama lain seperti Waiting Room, Pestol Aer, Toilet Sound, dll. 

Selanjutnya booming Indie semakin menjadi, ketika Mocca (band Swing Pop asal Bandung) sukses menembus angka di atas 100.000 copy dalam penjualan kaset mereka. Keberhasilan Mocca, turut membawa dampak bagi perkembangan musik indie. Selanjutnya deretan nama seperti Puppen, Shaggy Dog, Superman Is Dead, Rocket Rockers, Superglad, dll mencuri perhatian para penikmat musik. 

Bahkan beberapa nama di atas, mendapat kontrak dari label-label rekaman besar. Kontrak ini sempat menjadi perdebatan di scene-scene indie. Sebagian dari para scenester menganggap hal ini sebagai pengkhianatan terhadap idealisme independent. Sebagian lagi menganggap ini sebagai peluang memperkenalkan musik mereka secara massal. 

Terlepas dari perdebatan-perdebatan tersebut, musik indie tetap mendapatkan tempat di dunia musik Indonesia. Beberapa band seperti The S.I.G.I.T, The Upstairs, The Brandals, The Milo, Bangku Taman, Efek Rumah Kaca, Teenage Dead Star, Seek Six Sick, The Adams, White Shoes And The Couple Company, dan Goodnight Electric mendapatkan tempatnya di hati para penikmat musik. Terakhir delapan album rilisan band dan label indie masuk dalam jajaran 20 album terbaik versi Rolling Stone tahun 2008. Ini membuktikan bahwa kualitas musik band-band Indie di Indonesia sangat baik. Karena mampu bersaing dengan karya band dan label besar (mainstream). 

Bahkan dalam hal penyebaran karya, mereka sangat maju. Ketika industi musik mainstream berteriak soal bajakan, beberapa band Indie di Indonesia dengan bangga membagi-bagikan cd album mereka secara gratis. Metode yang bertolak belakang dengan keinginan para produser musik mainstream. 

KOIL merilis album “Black Shines On”, membagikannya sebagai bonus Majalah Rolling Stone Indonesia. Langkah ini diikuti oleh Naif dan Rosewood. Sebelumnya The Upstairs melepas lagu mereka secara gratis lewat situs Myspace. Langkah ini meniru band-band luar negeri (Radiohead, Coldplay, dan Metallica). 

Semangat-semangat perlawanan juga masih terdengar dalam lirik-lirik band indie di Indonesia. Terakhir kita dengar Efek Rumah Kaca yang lugas dalam merekam realitas sosial. Lagu ‘Di Udara’ misalnya, bercerita soal kematian Munir. Selanjutnya ada ‘Cinta Melulu’, yang mengkritik soal budaya latah musisi Indonesia dalam membuat lirik-lirik lagu cinta. Hits lainnya ‘Jalang’, mengkritik kebijakan UU Pornografi dan Pornoaksi. 

Ras Muhammad dengan musik reggae-nya pantas juga disebut sebagai musisi indie yang concern berbicara soal realitas-realitas sosial. Belum lagi jika menyebut beberapa band punk seperti Marjinal dan Bunga Hitam yang hampir setiap lirik lagunya berbau kritik sosial. Hal yang sama juga masih dilakukan oleh band-band lain, seperti Burger Kill, KOIL, Seringai, Komunal, dll. Untuk band-band seperti ini kita pantas mengucap salut. Mereka benar-benar mengadopsi idealisme indie dalam bermusik. Idealisme yang bukan hanya sekedar dimaknai dalam proses distribusi dan produksi kaset / cd, tapi juga dalam karya mereka yang jujur dalam merekam realistas sosial. 
sumber:http://sumpiuhmp3.blogspot.com/2012/06/sejarah-musik-indie-di-indonesia.html